Religion :
Pemimpin Yang Mengikuti Jejak Rasulullah
Sosok pemimpin sejati senang dengan tantangan (challenge). Hal ini diungkapkan Toto Tasmaran dalam bukunya “Spiritual Centered Leadership”.
Namun tantangan itu sudah semestinya dihadapi bahkan merupakan proses
pendakian dari seorang anak manusia dalam mengarungi kehidupan sebagai
khalifah fil ardhi, sebagaimana firman Allah SWT “..tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku”.
Tantangan
kehidupan itu memerlukan perjuangan jika kita berkeinginan menuai
sukses serta hasil yang baik. Dan perjuangan itu pun dianjurkan
sebagaimana sabda Rasulullah SAW
“Carilah duniamu seakan-akan hidup selama-lamanya dan tuntutlah
akhiratmu seolah-olah akan wafat besok”. Oleh karena itu, jelaslah
bahwa kita dalam mengarungi kehidupan ini seyogyanya bekerja keras
dengan dilandasi semangat yang menggelora pada diri pribadi-pribadi
Muslim guna meraih kebahagian baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Karena
manusia terlahir sebagai khalifah fil ardh tentunya dalam setiap
gerak serta langkahnya agar berorientasi pada pengabdian kepada Allah SWT
semata. Terlebih-lebih bahwa sosok manusia dilahirkan kemuka bumi ini
sebagai pimpinan. Rosulullah saw pernah bertutur bahwa “setiap orang adalah pemimpin dan kelak akan dimintakan pertanggung jawabannya berkaitan dengan kepemimpinannya”.
Dari ungkapan itu, seperti apa gaya seorang pemimpin yang mengikuti jejak Rosulullah SAW? yang jelas ada sejumlah panduan yang menjadi sandaran kita yakni Alquran dan mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW. Kedua pijakan ini adalah sebuah keharusan bagi ummat Islam. Karena Akhlak Rasul adalah Alquran. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda “Aku tinggalkan di antara kalian dua perkara, yang kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya: Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”.
Sunnah Nabi itu agar dipahami sebagai keseluruhan kepribadian dan Akhlak Nabi, yang secara jelas dan tegas dipaparkan dalam Alquran. Rasulullah SAW
adalah sebagai teladan (uswah hasanah) bagi kita semua. Oleh karena itu
yang mengikuti sunnah Nabi berarti mencontoh akhlak mulia Nabi, yang
dimanifestasikan dalam sifat-sifat Rasulullah SAW, Siddiq, Tablig, Amanah dan Fathonah.
Sifat-sifat
Rasulullah ini sangat relevan untuk diimplementasikan pada setiap
jenjang pemimpin di semua level dimana kita berada. Model kepemimpinan
Rasulullah SAW yang mengutamakan nilai-nilai akhlak mulia (Akhlakul Karimah) pada setiap pergaulan dalam kehidupan bermasyrakat, berbangsa, dan bernegara.
Jika
kita lihat hiruk-pikuknya kehidupan di tengah arus globalisasi yang
kadangkala mengesampingkan nilai-nilai etika/moral serta dapat juga
menjerat umat manusia untuk lebih mementingkan kepentingan pribadinya
masing-masing tanpa memperdulikan kehidupan sesamanya.
Bahkan ketika Rasulullah SAW ditanya oleh salah seorang sahabat, ”Apa yang harus
kita kerjakan dalam hidup ini?” Beliau menjawab muamalah atau hubungan
antarmanusia. Mengapa hal menjadi diprioritaskan oleh Rasulullah SAW, karena hakikat hubungan antarmanusia adalah kunci utama dalam hidup.
Allah SWT
tidak akan mengampuni kesalahan hambanya, jika seorang hamba itu tidak
bisa memaafkan kesalahan sesamanya. Ini artinya jalinan hubungan
antarmanusia (Hablumminanas) memiliki urgensi yang utama serta vital
dihadapan-Nya. Sehingga apabila seseorang hamba akan melakukan hubungan
dengan Allah SWT (Hablumminallah), alangkah baiknya dibenahi sejak awal hubungan antarmanusianya. Oleh karena itu meneladani budi pekerti Nabi MuhammadSAW, adalah menjadi bagian terpenting terutama para pemimpin negeri ini.
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/03/30/m1nsux-pemimpin-yang-mengikuti-jejak-rasulullah-saw
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/03/30/m1nsux-pemimpin-yang-mengikuti-jejak-rasulullah-saw
Tidak ada komentar :
Posting Komentar